KOTA BANDUNG //Faktareformasi.com– Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum memuji Koperasi Konsumen Praja Sejahtera yang tetap eksis di masa pandemi dan kemajuan teknologi.
Koperasi ini dinilai tak hanya mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya, melainkan juga memberikan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat luas.
Pak Uu –sapaan akrab Wagub—menyampaikan hal itu saat membuka acara Rapat Anggota Tahunan Koperasi Konsumen Praja Sejahtera (KKPS) Provinsi Jawa Barat Tahun Buku 2021 secara virtual, di Hotel Asrilia, Kota Bandung, Rabu (19/1/2022).
“Alhamdulillah, KKPS tetap eksis di tengah pandemi. Bahkan saya mengetahui dari laporan tahun kemarin, usaha koperasi ini semakin hari semakin luas. Unit-unit usaha semakin bertambah, termasuk memiliki saham yang ada di BIJB (Kertajati). Ini sangat luar biasa,” kata Pak Uu.
“Dengan eksisnya koperasi ini kami merasa terdorong dan terbantu dalam meningkatkan ekonomi masyarakat,” imbuhnya.
Pak Uu berharap, KKPS bisa menjadi alternatif lembaga pembiayaan bagi para ASN. Ia juga berharap melalui berbagai perbaikan yang dilakukan oleh pengurus KKPS, kesejahteraan ASN dapat terwujud.
Pak Uu menekankan pula pentingnya pengembangan koperasi sebagai salah satu sokoguru perekonomian bangsa, mengingat koperasi menyumbang 4,48 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia.
Selain itu, potensi ekonomi digital Indonesia saat ini pun terus meningkat. Berdasarkan data Google, Temasek, dan Bain & Company tahun 2020, total ekonomi digital Indonesia pada 2020 sebesar 44 juta Dollar AS atau setara dengan Rp631 triliun.
Jumlah tersebut diperkirakan akan melonjak pada tahun 2025 sebesar 124 juta dollar AS atau setara dengan Rp1.744 triliun.
Namun di sisi lain, Pak Uu juga menyinggung terdapat sebagian eksistensi koperasi yang meredup menghadapi arus perkembangan teknologi dan informasi.
“Akhir-akhir ini dengan perkembangan zaman lahirnya sistem-sistem ekonomi baru berbasis teknologi informasi dan globalisasi, kita tak bisa menutup mata, ada sejumlah koperasi malah meredup, kalah dengan popularitas lembaga-lembaga keuangan yang lain. Koperasi harus lebih fleksibel dan dapat beradaptasi,” ujar Pak Uu.
Eri// HUMAS JABAR