Bukittinggi – Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Berkerja Sama Dengan PMI Bukittinggi Untuk Memenuhi Permintaan Darah yang Selalu Meningkatkan. Selasa, 10 Juni 2025. Kegiatan yang berlangsung di halaman rumah sakit ini merupakan bagian dari agenda bulanan yang digelar setiap minggu kedua, sebagai wujud komitmen kemanusiaan kedua lembaga dalam menjaga ketersediaan darah di Kota Bukittinggi.
Program ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) antara RSI dan PMI Bukittinggi, yang bertujuan memperkuat kerja sama dalam memenuhi kebutuhan darah secara aman dan berkelanjutan.
“Kita sudah ada MoU dengan PMI Bukittinggi, dan kegiatan ini kita laksanakan secara rutin. Selain membantu PMI, donor darah ini juga sangat penting untuk kebutuhan pasien di rumah sakit kami,” ujar Humas RSI Ibnu Sina YARSI, Febi.
Menurutnya, kebutuhan darah di rumah sakit cukup tinggi, bahkan dalam kondisi tertentu satu pasien dapat memerlukan belasan hingga puluhan kantong. Karena itu, pihak rumah sakit terus mendorong karyawan dan civitas untuk ikut serta secara aktif.
“Kita ingin menumbuhkan kesadaran bahwa donor darah adalah bentuk kepedulian nyata. Melalui slogan ‘Satu Tetes Darah Menyelamatkan Jiwa’, kami berharap semua karyawan bisa tergerak dari hati, bukan sekadar rutinitas,” ujarnya.
Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Bukittinggi, dr. Herijon, M.Kes, turut hadir dalam kegiatan tersebut dan mengapresiasi konsistensi RSI Ibnu Sina YARSI sebagai mitra strategis PMI.
“RSI Ibnu Sina YARSI adalah salah satu mitra aktif kami. Kegiatan donor darah yang mereka laksanakan secara rutin sangat membantu dalam menjaga ketersediaan darah, terutama untuk masyarakat Bukittinggi dan sekitarnya,” kata dr. Herijon.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga mendukung program PMI Kota Bukittinggi yang dipimpin oleh Ketua PMI, H. Chairunnas, dalam rangka memastikan stok darah tetap tersedia dengan menjalin kemitraan bersama berbagai institusi.
“Kegiatan ini sejalan dengan arahan dan program Ketua PMI Kota Bukittinggi, Bapak H. Chairunnas, yang mendorong sinergi dengan lembaga kesehatan dan pendidikan untuk menjaga kestabilan stok darah. Ini sangat penting, baik untuk kebutuhan rutin maupun keadaan darurat,” jelasnya.
Lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan medis, kegiatan donor darah rutin ini juga menjadi sarana edukasi dan penguatan budaya kemanusiaan di lingkungan rumah sakit dan masyarakat umum.
“Kami berharap kegiatan ini terus berjalan dan menjadi contoh bagi instansi lain. Donor darah bukan hanya menyelamatkan nyawa, tapi juga memberi manfaat kesehatan bagi pendonornya sendiri,” ujar dr. Herijon.
Febi pun mengajak masyarakat luas untuk ikut ambil bagian dalam aksi sosial ini. “Ayo donor darah. Ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tapi bentuk kontribusi nyata dalam menyelamatkan sesama,” tutupnya.