BANJAR — Siang itu, suasana di sepanjang Jalan Letjen Suwarto tampak lebih hangat dari biasanya. Satu per satu petugas Unit Lalu Lintas Polsek Pataruman menghampiri para penarik becak tradisional yang sedang menunggu penumpang. Bukan untuk menertibkan, tetapi untuk menyapa dan mendengar langsung dinamika para pekerja roda tiga yang sudah menjadi ikon transportasi kota tempo dulu.
Kegiatan Polantas Menyapa tersebut berlangsung pada Senin (17/11/2025), dipimpin langsung oleh Kanit Lantas Polsek Pataruman bersama anggota. Dengan pendekatan humanis, para petugas berdialog santai dengan para tukang becak mengenai aktivitas harian mereka, kondisi lalu lintas, hingga tantangan di jalanan saat jam-jam padat.
“Kerja sekarang kadang susah, tapi kalau polisi sering datang dan memperhatikan kami, rasanya lebih aman,” ujar salah satu penarik becak yang mengaku terbantu dengan keberadaan polisi yang rutin menyambangi kawasan tersebut.
Selain mendengarkan aspirasi, petugas juga menyerap informasi situasi lapangan dari para penarik becak—seperti titik rawan kemacetan, lokasi padat pejalan kaki, hingga area yang membutuhkan perhatian patroli. Informasi ini menjadi bahan penting bagi kepolisian untuk meningkatkan kelancaran arus lalu lintas serta kenyamanan masyarakat pengguna jalan.
Kapolres Banjar AKBP Tyas Puji Rahadi, S.I.K., melalui Kapolsek Pataruman menyampaikan bahwa pendekatan humanis kepada masyarakat kecil, termasuk penarik becak, merupakan bagian dari upaya menjaga keharmonisan dan kedekatan antara polisi dan warga.
“Penarik becak adalah bagian dari denyut nadi kegiatan masyarakat. Dengan hadir di tengah mereka, polisi bisa lebih memahami kebutuhan dan situasi nyata di lapangan,” ungkapnya.
Kegiatan berlangsung lancar dan mendapat respon positif dari warga sekitar. Interaksi hangat antara petugas dan penarik becak tradisional menjadi bukti bahwa keamanan dan ketertiban tidak hanya dibangun lewat penegakan aturan, tetapi juga dari empati dan komunikasi yang baik.






