Upaya BBWS Citanduy Jaga Ketahanan dan Swasembada Pangan Melalui Normalisasi Sungai

Pangandaran – Dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy terus melaksanakan program normalisasi sungai di wilayah kerjanya. Kegiatan ini bertujuan menjaga kelancaran aliran sungai agar tetap aman dan berfungsi optimal sebagai sumber air irigasi pertanian sekaligus pengendali banjir.

Normalisasi sungai dilakukan melalui sejumlah tahapan teknis, antara lain pengerukan sedimentasi, pelebaran alur sungai, perkuatan tanggul, serta penataan bangunan pengatur air. Upaya ini tidak hanya berfokus pada pengendalian banjir, tetapi juga memastikan ketersediaan pasokan air irigasi bagi sektor pertanian tetap terjaga sepanjang tahun. Dengan demikian, petani dapat mengatur pola tanam secara lebih efisien, meningkatkan produktivitas, serta meminimalkan risiko gagal panen akibat kekeringan.

Bacaan Lainnya

Sebagai instansi pelaksana di bawah Kementerian Pekerjaan Umum, BBWS Citanduy saat ini melaksanakan kegiatan normalisasi di salah satu titik, yakni Sungai yang berada di Desa Maruyungsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran.

Langkah tersebut sejalan dengan amanat Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2025 tentang Percepatan Peningkatan Kinerja Pengelolaan Irigasi dan Swasembada Pangan, serta Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air. Kedua regulasi tersebut menegaskan pentingnya pengelolaan air secara terpadu, berkeadilan, dan berkelanjutan guna mendukung kedaulatan pangan nasional.

Dalam pelaksanaannya, BBWS Citanduy turut melibatkan masyarakat melalui Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan kelompok masyarakat setempat. Keterlibatan ini tidak hanya memperkuat partisipasi masyarakat dalam menjaga fungsi jaringan irigasi, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian sumber daya air.

Normalisasi sungai memberikan dampak positif yang signifikan, di antaranya mengurangi risiko banjir dan kekeringan, mencegah erosi tebing sungai, menjaga kualitas air dan ekosistem daerah aliran sungai (DAS), serta meningkatkan produktivitas pertanian.

Untuk mempercepat proses pekerjaan, BBWS Citanduy menurunkan alat berat berupa excavator guna melakukan pengerukan, pengangkatan sedimentasi, serta pembersihan material yang menyumbat aliran air. Penggunaan alat berat dinilai efektif mengingat tingginya volume sedimen yang tidak memungkinkan ditangani secara manual.

Sementara itu, PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA II BBWS Citanduy, Yahya Yoshua Leander, S.I.Kom., MT, saat dihubungi melalui sambungan seluler menjelaskan bahwa pengerukan sedimen di Desa Maruyungsari merupakan langkah yang sangat tepat.

“Alur sungai yang dangkal tidak mampu menampung air kiriman dari daerah lain, sehingga air mudah meluap. Normalisasi ini penting untuk mengembalikan fungsi sungai,” ujarnya.

Apresiasi juga datang dari masyarakat setempat. Saripin, salah satu tokoh masyarakat Desa Maruyungsari, menyampaikan bahwa kegiatan normalisasi ini telah lama dinantikan oleh para petani.

“Normalisasi sungai di Desa Maruyungsari sangat penting bagi kami. Sedimentasi dan sampah yang menumpuk sudah lama mengancam areal pertanian. Kami sangat mengapresiasi langkah cepat BBWS Citanduy dan pemerintah desa,” ungkapnya, Rabu (17/12/2025).

Pemerintah Desa Maruyungsari turut menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak, khususnya BBWS Citanduy dan masyarakat setempat, atas dukungan dan kerja sama dalam menjaga kondisi sungai. Kegiatan ini dinilai sebagai langkah strategis dalam melindungi lingkungan, keselamatan masyarakat, serta keberlanjutan sektor pertanian di wilayah Desa Maruyungsari.(Tons)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *