KOTA BANDUNG//Faktareformasi.com — Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, menyatakan dirinya menghargai permintaan maaf secara terbuka yang dilontarkan Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP, Arteria Dahlan kepada masyarakat Sunda, terkait polemik yang dibuatnya karena menyinggung soal Bahasa Sunda.
Diketahui sebelumnya, Arteria Dahlan menyatakan agar Jaksa Agung (JA) ST Burhanuddin mengganti Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) yang menggunakan bahasa Sunda dalam rapat.
“Saya menghargai dan mengapresiasi kepada Arteria Dahlan yang sudah meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Jawa Barat,” ungkap Pak Uu– sapaan karib Wagub Jabar.
“Sekalipun permohonan maaf saya tidak tahu apakah dengan keikhlasan ataupun tekanan, ataupun apa, tetapi saya sebagai muslim menghargai secara pribadi karena sudah meminta maaf,” tambah Sosok Panglima Santri Jabar.
Pak Uu mengungkap bahwa Dirinya sudah siap bertolak ke Senayan Jakarta, Jumat besok, mengajak Kiyai dan Santri untuk membuat pelaporan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.
“Adapun kami sebagai umat beriman memaafkan, bahkan saya tidak jadi akan membawa santri dan Kiyai ke Senayan, padahal saya sudah menyiapkan mau berangkat kesitu setelah kami berkomunikasi, dengan permintaan maaf kami urungkan niat,” tutur Dia.
Meski begitu, Pak Uu mengaku Dirinya akan tetap berkomunikasi secara pribadi dengan Arteria Dahlan, supaya terjalin rasa saling mengerti dan memahami. Lebih jauh lagi, agar kejadian serupa tidak terulang.
Pun dengan permohonan maaf yang sudah dibuat Arteria Dahlan kepada masyarakat Sunda, Pak Uu mengingatkan warga Jabar agar tak bereaksi berlebihan lagi. Serta membuka pintu maaf karena sejatinya orang Sunda punya karakter pemaaf.
“Tetap kami akan berkomunikasi dengan beliau tanpa ada masa, secara pribadi, untuk membangun komunikasi mudah- mudahan dengan komunikasi dia akan paham tentang Sunda, kemudian juga tidak terulang lagi mendeskreditkan kami masyarakat Jawa Barat,” pungkasnya.
“Harapan kami kepada warga Jabar dengan permohonan maaf sudahlah akhiri polemik ini, tidak perlu ramai lagi di media sosial,” sambung Dia.
“Sebagai orang beriman pemaaf itu bagas, ‘takhallaqu bi akhlaqillah’ Kita harus berakhlak seperti akhlaknya Allah SWT. sementara Allah Al Ghaffar, maha Pengampun,” Pungkasnya.
Eri