Upaya Perampasan HP Diduga Pelaku Penjual Obat Keras dan Perampasan Kunci Kontak R2 Wartawan Saat Tugas, Ada Apa Dengan Dua Oknum Polisi ?

Kab. Bandung//faktareformasi.com- Pada saat team liputan mendapatkan kabar adanya dugaan peredaran obat-obatan terlarang jenis G, diantaranya Eximer, Trihex, tramadol dan Destro diwilayah hukum Polsek Rancaekek Polresta Bandung Polda Jabar, dengan terduga penjual yang akrab disapa si Tahu berlokasi di Jl. Raya Majalaya-Rancaekek, disamping gerbang pintu 1 perumahan kencana kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, team mencoba menelusuri dengan cara mendatangi lokasi tersebut yang posisinya masuk ke salah satu gang kecil (Senin 30 Januari 2023 sekitar pukul 15.19 WIB ) dan menurut Informasi kios tersebut bekas toilet umum.

Pada saat baru basa-basi dan menanyakan kepada salah satu dari tiga orang penjaga kios obat-obatan terlarang tersebut tiba-tiba dari arah jalan raya menuju gang terdengar bunyi klakson sebanyak dua kali. Tidak lama berselang salah satu penjaga kios tersebut berdiri dan keluar kios seraya mengucapkan dua lima(25) diulang-ulang dan menjulurkan tangannya ke arah lubang yang berbentuk persegi empat, team pun mencoba mengarahkan kamera hand phon ke arah jalan raya dan terlihat satu unit mobil warna orange putih bertuliskan PAM Obvit Polresta Bandung, dikarenakan team juga merasa penasaran dan mencoba menghampiri unit tersebut, team diikuti salah satu terduga penjual obat-obatan terlarang yang belakangan diketahui si Tahu dengan mengenakan kaus warna hijau dan menggunakan topi (pelindung kepala) warna hitam.

” Abang dari mana, Abang itu lagi video ya “, katanya sambil mengikuti team dari belakang.
Dijawab team ” iya saya dari wartawan, penajournalis.com.

Setelah team dan terduga penjual obat-obatan yang disebut si Tahu sudah dekat dengan unit mobil PAM Obvit tersebut, si Tahu dengan tangan menunjuk ke arah unit mobil menanyakan ” apakah Abang bareng dengan ini? Dijawab oleh team bukan dan kenyataannya pada saat team memarkirkan kendaraan roda dua milik team di salah satu bengkel dekat akses masuk gang kecil tersebut tidak dan belum ada unit PAM Obvit.

Setelah mendengar jawaban team, si Tahu mencoba melarang team untuk mengambil gambar dengan kamera video hp, pada saat team menyampaikan bahwa tidak ada yang bisa melarang tugas wartawan, dan mengatakan bahwa akan mencoba mewawancarai petugas PAM Obvit yang masih berada didalam unit mobil nya dengan kaca mobil yang masih tertutup, si Tahu berusaha untuk meminta hand phon team dan kembali melarang team mengambil gambar bahkan menghalang-halangi gerak langkah team dengan mengatakan teu menang mideo (bahasa Sunda dengan arti tidak boleh memvideo yang masih kental logat luar pulau jawanya).

Tidak lama kemudian dengan gerakan tangan yang menyuruh pergi disertai ucapan pergi dulu yang diulang-ulang ke arah unit PAM Obvit tersebut, maka melajulah unit mobil PAM Obvit.

Tidak diduga oleh team bahwa unit itu akan menepi diarah pintu 1 kencana, team yang masih berjibaku guna mempertahankan hand phon yang terus dicoba untuk diminta (dirampas) oleh si tahu, menghampiri kendaraan roda dua yang terparkir sebelumnya.

Diluar dugaan pada saat team sudah menunggangi sepeda motor dan akan menghidupkan mesin motor dengan kondisi masih dihalangi oleh si Tahu yang meminta team untuk menyerahkan hand phon dalam keadaan tersebut team dengan nada kencang mengatakan bahwa team dari wartawan, salah satu personel PAM Obvit Polresta Bandung belakangan diketahui bernama RR berpangkat Bripka tersebut menghampiri team tanpa basa-basi langsung mengambil kunci kontak sepeda motor milik team.

Setelah team turun dari motor, team lalu mengambil gambar video kembali yang sempat terputus dikarenakan pada saat team menjaga keseimbangan ketika masih di sepeda motor yang telah diambil kunci kontak nya, dan berjalan menuju arah ke Mapolsek Rancaekek guna melaporkan kejadian tersebut, terlihat sepeda motor team didorong ke pinggir oleh si tahu yang dibantu juga oleh oknum PAM Obvit tersebut.

Kejadian tersebut sangat mengundang perhatian para pengguna jalan yang sedang melintas bahkan warga sekitar lokasi.

Pada saat perjalanan team ke arah Mapolsek Rancaekek dengan menenteng helm (pelindung kepala) dan sudah mendekati gerbang Mapolsek, terlihat ketika team menengok ke arah belakang si Tahu masih mengejar.

Setibanya di depan gerbang Mapolsek Rancaekek, team mencoba berhenti dan menelpon redaksi, setelah menelpon redaksi pada saat akan masuk ke halaman Mapolsek Rancaekek, team dihampiri oleh CR bersama si Tahu yang menggunakan seragam POLRI yang mengaku
lebih senior diatas dari RR yang merampas kunci kontak motor team.

” Abang kenapa pergi, kalau ada permasalahan itu diselesaikan dahulu jangan langsung pergi “,ucap CR.

Team menjawab saya berusaha pergi dan akan menggunakan sepeda motor dikarenakan si Tahu sambil team menunjuk ke arah yang bersangkutan, itu akan merampas hp saya.
Tapi kenapa rekan bapak malah mengambil kunci kontak sepeda motor saya.

” Ya saya akui teman saya mengambil kunci kontak dikarenakan kami melihat keributan antara bapak dengan bapak ini “,lanjut CR seraya menunjuk ke arah si Tahu yang didalam video tampak menggunakan masker padahal sebelumnya tidak.

Tidak lama kemudian muncul RR yang mengaku mencabut dan mengambil (merampas) kunci kontak sepeda motor dengan alasan agar team mau bicara baik-baik dengan si tahu.
Kejadian didepan gerbang Mapolsek Rancaekek diketahui juga oleh salah satu petugas SPKT Polsek Rancaekek yang menghampiri.

Setelah team masuk ke halaman Mapolsek Rancaekek dan diikuti oleh semuanya yang masih mengejar team untuk meminta bicara baik-baik dan menyelesaikan permasalahan tersebut, RR menyuruh si Tahu untuk mengantarkan sepeda motor team, dan selang beberapa menit didalam rekaman video terlihat si Tahu mengantarkan sepeda motor.

Setelah disampaikan oleh team bahwa tidak akan ada penyelesaian dikarenakan adanya ketidaknyamanan yang diterima oleh team baik oleh si Tahu ataupun personil PAM Obvit Polresta Bandung, serta akan melaporkan kejadian tersebut langsung ke Propam Polda Jabar, kedua Personel PAM Obvit meminta ijin untuk pamit melanjutkan perjalanannya dan bersalaman dengan team begitupun juga si Tahu.

Besok harinya team ditemani oleh pimpinan perusahaan Sri Panuntun, mencoba mendatangi satuan yang membawahi PAM Obvit di Mapolresta Bandung, adalah Aiptu Feri bag Min Sabhara yang menerima ” Itu CR yang bertugas sebagai Sabhara, dan RR ini bagian Sat Tahti untuk saat ini, makanya saya heran koq mereka bisa berdua satu unit, padahal sudah beda satuan tugas “.

” Untuk informasi dari bapak dan ibu selaku mitra kamu, maka saya akan berkoordinasi dengan Kasat Sabhara, dan nanti kami sampaikan ke bapak dan ibu hasilnya “,tambah Feri.

Akan tetapi pada saat pagi hari Rabu 01 Februari 2023 pimpinan perusahaan mendapatkan japri dari Iptu Feri, bahwa team ditunggu pukul 16.00 WIB dan diarahkan untuk menemui Iptu Uus Rustandi sebagai Sie Humas Polresta Bandung.

Sesampainya di ruang kerja Sie Humas Polresta Bandung Uus Rustandi meminta team untuk menceritakan kronologi yang menyangkut informasi dari Iptu Feri kepadanya setelah ditemui team.

” Untuk hal ini saya secara pribadi dan institusi POLRI, Polresta Bandung meminta maaf atas kejadian tersebut semoga bisa selesai disini, dan kita tetap bermitra “.

” Kenapa bapak diundang oleh saya dan harus menemui saya dikarenakan antara posisi kedinasan saya dengan bapak sebagai media ada hubungannya yaitu Humas dan Media “,tutur Uus pula.

” Jika melihat isi pra rilis bapak yang saya baca sepintas, itu seakan bapak koq menyidik polisi, makanya saya meminta bapak untuk menceritakan kronologi nya dari awal “, tukasnya.

Setelah team menjelaskan dan tetap ingin dipertemukan dengan kedua personel PAM Obvit tersebut, untuk mengembangkan pertanyaan dugaan adanya kedekatan antara si Tahu dan kedua personil PAM Obvit serta pertanyaan-pertanyaan lainnya yang team akan sampaikan apabila dipertemukan, Uus Rustandi mengatakan ” Saya akan coba sampaikan ke pimpinan dan kedua personel nya nanti saya berkabar lagi meskipun harapan saya selesai cukup disini “, pungkasnya.

Team mengapresiasi inisiatif dari Sang Humas tersebut, akan tetapi dengan adanya prosedur dari jajaran keredaksian serta kepengurusan team media Penajournalis, maka team menyampaikan permohonan maaf bahwa tetap ingin bertemu dengan kedua personel PAM Obvit tersebut.

(Team liputan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *